Home | Sign In | New here? Sign Up | Log out

SEIMBANGKAN INFORMASI WARGA DESA MALINO DISKUSI SAWIT

(Sumber:www.bonebula.or.id)


“ biar sejengkal saya tidak akan berikan tanahku untuk kebun sawit, kecuali saya sudah tidak ada”, tegas Martinus, Kepala Dusun Bambamii Desa Malino, Kecamatan Banawa Selatan setelah terlibat dalam diskusi dan pemutaran film tentang Dampak perkebunan Sawit.
Suasana akrab yang kami rasakan ketika beberapa orang masyarakat menyambut kedatangan kami  di Dusun Bambamii, saat itu malam hampir menjelang, saat kami tiba bersama beberapa kawan dari Perkumpulan Evergreen Indonesia yang niatannya menggelar sebuah diskusi dan pemutaran film "maju atau mundur? suara dari perkebunan sawit di Indonesia yang diproduksi sawit watch bersama life mozaik.
Disebuah balai bambu di halaman belakang rumah milik Marten, salah seorang warga Desa yang pernah mengikuti pelatihan fasilitator Desa yang dijuga digelar oleh Sawit Watch beberapa waktu silam di Palu, kami sudah dinantikan masyarakat yang sudah berkumpul sejak beberapa jam lalu yang ingin menyaksikan film, maklum saja rencana PT.Gatra Nusantara Sejati yang ingin membuka lahan perkebunan sawit baru di Kabupaten Donggala seluas 30.000 Ha di Kecamatan Banawa Selatan, Pinembani, dan Rio Pakava masih menimbulkan kebingungan bagi masyarakat tentang untung ruginya.
Diantara puluhan masyarakat yang hadir laki-laki dan perempuan bahkan tak ketinggalan anak-anak, diantaranya hadir Ketua BPD, orang tua Adat setempat serta kepala Dusun Bambamii selaku tokoh masyarakat di Desa Malino yang memiliki alasan yang sama dan mungkin juga karena alasan untuk memastikan nasib warganya sehingga dapat mengambil keputusan yang dirasa tepat.
Saat pemutaran film yang berdurasi 58 menit, masyarakat yang hadir nampak serius menyaksikan sambil ada sebagian yang manggut-manggut yang mungkin saja karena mendapatkan informasi yang baru yang agak berbeda dari informasi yang mereka terima dari berbagai sumber sebelumnya diantaranya orang-orang yang menurut masyarakat adalah wakil perusahaan, “beda betul dari yang dorang kase sampe sama kita dengan yang kita tonton”, ucap Lina salah seorang warga.
Dalam film yang berjudul maju mundur perkebunan sawit banyak disajikan dampak buruk dari perkebunan sawit skala besar terhadap masyarakat seperti tentang ekonomi masyarakat yang ternyata tidak meningkat bahkan dapat menurun, kemudian tentang ancaman hilangnya sumber air masyarakat dan banyaknya konflik lahan dan lainnya. Selain itu film tersebut juga menawarkan solusi kepada masyarakat sebelum menerima atau menolak perkebunan sawit apa yang harus dilakukan.
Ardin Tahir salah satu perwakilan Sawit Watch di Sulteng dan selaku narasumber kegiatan mengatakan bahwa banyak sekali masyarakat utamanya yang berada di Desa-desa calon ekspansi perkebunan sawit yang belum memiliki memiliki kecukupan informasi tentang perkebunan sawit dan sangat terkesan tidak seimbang, “biasanya, apa yang disampaikan pihak perusahaan maupun pemerintah setempat kepada masyarakat hampir tidak ada yang menyebutkan dampak yang akan diterima atau lebih parah lagi informasi yang diberikan selalu terkesan manipulasi untuk meloloskan perusahaan”, ungkap Ardin.
Untuk itu, masih menurut Ardin, pemberian informasi yang lebih berimbang ke masyarakat di wilayah calon ekspansi perkebunan sawit harus dilakukan sebagai langkah untuk memperkuat pengetahuan masyarakat sehingga masyarakat akan mampu mengambil keputusan yang mereka anggap yang terbaik.
Iwan Suleman dari Bonebula juga menambahkan bahwa penguatan informasi ke masyarakat untuk Kabupaten Donggala akan dilakukan di empat Desa yang saat ini direncanakan akan menjadi areal baru perkebunan sawit oleh PT.Gatra Nusantara Sejati yaitu Desa Malino, Ongulara, Lalombi, dan Lumbu Lama Kecamatan Banawa Selatan, serta di beberapa Desa yang di khawatirkan akan menerima dampak atas pembukaan kebun sawit tersebut seperti Desa Salumpaku, Surumana, Mbuwu, Watatu, dan Lumbu Tarombo Kecamatan Banawa Selatan.
setelah menonton film peserta berdiskusi, semua peserta sepakat untuk menolak pembukaan perkebunan sawit di Desa mereka dan akan memperluas informasi tersebut ke masyarakat lainnya, namun Ardin yang juga Direktur Eksekutif Perkumpulan Evergreen Indonesia meminta ke masyarakat yang hadir untuk menyatukan kekuatan dan membuat perencanaan yang strategis sebagai langkah untuk melindungi keputusan masyarakat.(Andi Anwar)

0 komentar:

Posting Komentar

 

Foto saya
palu, palu/sul-teng, Indonesia
D/A. Jl. Lasoso No 17A Kecamatan Palu Barat Kota Palu, Sul-Teng kelurahan Kabonena 94227 Telp (0451)460 723

KANTOR PERWAKILAN

JL. Mesjid II No 17
pejompongan-Jakarta Pusat 10210
Telp: 08111555287
email : rinirini.darsono@gmail.com